Peluk 20 Detik Part 34
Peluk 20 Detik Part 34
….. hancur .
Semua kisah pasti akan ada akhirnya , begitu pula kisah hidupku ini dan aku tidak menyangkal hidupku memang penuh kerumitan yang kubuat sendiri , tidak ada titik puas dalam apa yang disebut “ nafsu “ tapi selalu ada titik balik yang akan sedikit membuat keningmu mengkerut memikirkannya .
“ ini sudah 3 bulan lho kang “ Defi memegang perutnya yang mulai membesar ,aku hanya tersenyum di meja kerjaku sambil memandang paras cantiknya yang semakin terpancar mungkin efek dari kehamilannya ditambah rambutnya yang semakin panjang semakin mempertegas semuanya.
“ jadi waktu itu beneran langsung ketemu mas mu ? “ aku memastikan pertemuan terakhir kita di Purwakarta , waktu itu adalah terakhir kami bertemu dan berhubungan badan. “ iya dan kita …hmmm gimana ya bilangnya , pokoknya tenang saja kang bayi dalam kandungan ini beneran anak suamiku “ . Defi tersenyum kepadaku lalu mengampiriku kemudian kiss lembut bibirku sambil mengusap pipiku dengan lembut. Tidak ada sepatah katapun yang bisa kuucapkan lagi , semua begitu nyata dan semua yang kuperkirakan tentang kehamilan Defi yang kudengar dari rekan-rekan kerjaku terjawab sudah , awalnya aku khawatir Defi mengandung anaku sendiri tapi dengan pengakuannya ini aku merasa sedikit tenang dalam tanda kutip . apa yang harus kukatakan sekarang ?.
“ Kok diem saja sih kang ? khawatir ya ? maaf sudah bikin akang khawatir dan ya , memang akhir-akhir ini aku menjauhi akang karena …. Fi sadar kita tidak bisa bersatu karena status kita masing-masing , akang masih terikat dengan teh Vio dan juga mmm akang kan sudah menikahi Lidya , jadi … baiknya aku … kang sampai kapanpun aku akan mencintai akang tanpa bisa memiliki , bila saja ada dimensi atau kehidupan lain Fi mau deh beruah tangga sama akang “ . Defi tersenyum sembari sedikit mendekatkan tubuhnya . Ruang kerjaku memang sepi seperti biasanya dan ini memungkinkan kami berdua berdekatan seperti memori masa lalu yang terjadi di ruangan ini antara aku dengan Defi.
“ selamat ya , mudah-mudahan kali ini anaknya laki-laki , kamu sangat ingin anak laki-laki kan ? “ aku mengelus perut Defi namun Defi menangkap lenganku .” Jangan kang please , aku hanya mau disentuh suamiku untuk bagian itu , jangan marah ya mmm kalau boleh Defi ingin dipeluk akang untuk terakhir kali , karena setelah hari ini Defi bisa pastikan akan menjauh dari kehidupan akang demi kebaikan kita berdua “ . Kata-kata yang sebenarnya bisa menghilangan satu beban pikiranku namun entah kenapa aku merasa “ kehilangan” .
“ maafkan atas semua yang akang lakukan ke Defi , bila kamu tidak mengenal akang mungkin kehidupanmu tidak akan membingungkan seperti ini “ aku meraih tangannya kemudian memeluknya , aku sadar akan sangat kehilangan wanita yang pernah kucintai, kucampakan dan kini ada relung rindu yang begitu dalam sehingga 20 detik terakhir ini menjadi begitu berharga dan kunikmati setiap desah nafas serta detak jantung Defi yang begitu tenang hari itu .
“ terima kasih kang … sekali lagi terima kasih sudah mewarnai hidup Defi yang sebelumnya hampa , Fi harap akang bahagia bersama teteh dan Lidya , doakan Fi sehat dalam persalinan nanti ya , semoga kita bertemu lagi dalam keadaan yang berbeda “ .
Langkah kaki Defi begitu perlahan , Defi membuka pintu ruang kerjaku alu menoleh ke arahku dan melambaikan tangan untuk terakhir kalinya .
Yang bisa kulakukan hanya tertegun , begitu sepi hanya ada suara mesin fax dan photo copy dari ruang lain , inikah akhirnya ? satu pemilik sudut hatiku sudah meninggalkanku dengan halus namun begitu berkesan . Defi , nama yang akan selalu ada dalam setiap kisahku untuk kuceritakan dan mugkin akan kutuliskan suatu saat nanti .
Seperti yang terangkan oleh Defi bahwa benar aku menikahi Lidya . Jangan bingung, terakhir memang aku menolak permintaan Lidya untuk menikah dengan mendatangi pihak keluarganya dan ketika langkah kaki ini meninggalkan rumah Lidya kukira semuanya selesai begitu saja , namun yang namanya Lidya …. gadis yang kukenal belasan tahun bahkan semenjak dia berseragam sekolah dari masa aku jatuh cinta kepada my only one Caroline hingga peran Lidya yang menjauhkanku dari Glorya yang dirasa belum cukup umur untuk menjadi pasanganku hingga akhirnya aku lebih memilih Viona untuk menjadi pasangan hidupku . Lidya begitu kuat untuk selalu ada di belakangku mendukungku dengan caranya , hingga titik dimana Lidya menuntut hak nya untuk menjadi pendampingku walau dengan resiko harus menjadi rival Viona yang sudah menganggapnya adiknya sendiri , ya Lidya mempunyai sifat keras dengan pembawaan meledak-ledak namun itu semua dia lakukan semata-mata hanya untukku seorang . Tegakah aku seorang Raden Angga Kusumah mencampakannya ?
Drrtttt HP ku bergetar dan nama Lidya tertera di layarnya ……….
LIDYA : sayang kenapa belum nyampe ?
ANGGA : macet bu , ini sudah nyampe Jatinegara sih
LIDYA : jangan kemana-mana dulu ya , langsung ke unit … ibu kangen.
ANGGA : iyaa , Ibu banyak istirahat ya kan lagi program
LIDYA : iya sayang , hati-hati di jalan .
Ini bulan ke 5 aku menjadi suami Lidya , kami tinggal di unit Apartment yang Lidya beli setelah kami melangsungkan Akad sederhana di Sapporo yang hanya didampingi beberapa kawan dekatku dan wali nikah Lidya . seminggu lamanya kami berkeliling Sapporo untuk berbulan madu , tentu saja aku beralasan dinas keluar kota kepada Viona , namun Vio sudah tidak terlalu perduli dengan itu semua , yang penting aku ada saat weekend untuk bermain dengan anak lelakiku .
Satu jam kemudian …
“ selamat datang sayang , capek ya nyetir dari Bandung , mau ibu pijitin ? “ Lidya memeluku kemudian mencium tanganku dan mengambil tas ransel ku yang berisi baju untuk keperluan 3-4 hari . “ ga usah bu , ibu ga usah repot gitu mmm eh apa kata dokter Obgyn kemarin ? “ .
“ bisa kok sayang , ibu masih bisa hamil walau secara fisik ibu pesakitan tapi kalau istirahatnya bener dan tidak banyak kerja berat juga dengan program yang sudah tersusun rapih , mudah-mudahan benih cintamu bisa tumbuh dengan sehat di rahim ibu “ .
Ibu , satu kata yang disyaratkan Lidya untuk panggilannya . Bagi Lidya titik bahagiannya adalah saat hari pernikahan kami , saat dia mengenakan baju pengantin berwarna putih diatas rooftop sebuah hotel di negeri matahari terbit dan akad suc i aku ucapkan walau tanpa dokumen resmi tapi itu saja sudah cukup bagi Lidya , bagaimana aku tidak mencintai wanita yang rela berkorban segalanya bagiku? walau aku harus berkhianat kepada istri sahku Viona Dewi biarlah waktu yang menentukan arah hidupku kedepannya . i love you my beauty in white .
***
T e n t a n g V i o n a
“ Papah mencintaimu Mah
Tidak ada yang bisa merubah ini semua
Kesalahan Papah menyia-nyiakan kepercayaan Mamah
namun bukan karena kekurangan Mamah papah berbuat seperti ini
dalam setiap sorot mata yang Mamah perlihatkan kepada Papah
Papa tidak bisa membalas cinta yang begitu besar yang mamah berikan selama ini
Kembali wakktu mengambil peran
Sebisa mungkin akan Papah perbaiki ketidaknyamanan ini
Dan akhirnya semua akan kembali seperti semula
Dimana Papah mencintai Mamah tanpa ada satu pun hati yang tersisa untuk orang lain
Seperti yang pernah Papah baca petuah cinta seorang yang merindukan cinta sejatinya
Dan aku akan kembali ke Bandung , kepada cintaku yang sejati
Hanya kepada Mamah Papah akan kembali setelah semua warna yang melekat di hidup papah ini pudar , Viona Dewi ….. Mohon tunggu aku dan 20 detik hitungan itu akan kembali menjadi milik kita berdua.
***
T e n t a n g T a s i a
Muda , Cantik dan berbahaya …………..
Satu warna hidupku disaat aku menapaki berbagai masalah dengan warna lainnya.
Satu sore di sudut kota Bandung yang kuingat beberapa hari sebelum aku menikahi Lidya
“ kakak ga bisa gitu ke aku “ menerima kenyataan bahwa aku akan menikahi Lidya setelah sebelumnya aku memadu kasih di satu Hotel sekitaran Dago memang begitu menyesakan , tapi memang harus seperti ini , aku jujur bercerita bahwa ada yang lebih berbahaya selain istriku Viona yaitu satu gadis yang juga mencintaiku yaitu Lidya.
“ sya , Lidya itu punya power yang lebih gila di Jakarta , ingat karir Papahmu ….. Lidya dan keluarganya bisa dengan mudah menggulingkan posisi Papahmu “
“ tapi kak …. Taisa sayang kakak jangan tinggalin Tasia , Tasia sudah serahin semua ke Kakak “
“ aku akan menikah dengan Lidya minggu depan di Saporo , silakan kalau kamu mau adaukan ini ke Vio , tapi ingat walaupun Vio meninggalkan kakak kkamu masih berhadapan dengan Lidya , apakah kamu sanggup ? “
“ aku sanggup mati demi kakak !! “
“ sstt jangan bawa-bawa kematian , kamu masih muda dan bila ada yang harus bertanggung jawab maka akulah orangnya , kamu boleh bunuh aku sekarang kalau kamu mau sebab aku yang mengambil hal yang paling berharga darimu kan ? “
“ tidak gitu juga kak …. hiks .. aku … aku …, hhhh baiklah …. kakak harus hidup , silahkan kakak lakukan yang kakak mau tapi ingat kak , aku … Tasia Octa Siregar akan tumbuh dewasa , cantik dan sukses melebihi Nona Lidya sekalipun dan pada saat itu tiba akan kubuat kakak mencintaiku walau apapun caranya , tunggu aku 5 tahun lagi kak …. lepas sekolah ini aku akan minta kuliah Singapore mungkin atau lebih jauh …. Tasia tidak bisa tinggal dekat dengan kakak , Tasia tak sanggup …. “
Tasia memeluku dan aku hanya bisa memberikannya 20 hitungan kemudian menatap matanya yang basah karena tangis , maafkan aku …. maafkan.
yang kulihat berikutnya di sosmed Tasia memang benar mengambil Pendidikan di Auckland , entah jurusan apa tapi itu pilihan terbaiknya , semoga kelak kamu sukses dan menemukan pasangan yang sempurna hanya untukmu seorang .
***
F i t r i
Kulihat Fitri begitu Syock ketika Lidya datang dan kami berdua mengajaknya bicara secara serius tentang pernkahan kami . Fitri hanya memandang nanar kepada kami berdua , tatapannya begitu kosong mengingat dia begitu menghormati Viona sekaligus respect yang tinggi kepada Lidya sebagai sepupunya , belum lagi Fitri selalu mencoba menarik perhatianku selama ini .
“ Kak Lid , Akang …………. apa yang bisa Fitri bantu ?” Fitri tersenyum namun dipaksakan , senyumnya beriringan dengan air matanya menggambarkan kegundahan hatinya begitu menguasainya saat itu.
Lidya memeluk Fitri dengan erat seakan mendapat satu dukungan dari saudarinya sendiri disaat semua keluarga besarnya tidak ada yang bisa mengamini niatnya menjadi istriku .
“ terimakasih Fit , lu nanti ikut ke sapporo ya jadi saksi aku dan akang nikah , tapi ….. teh Vio .. “
“ Fitri gak akan bilang ke teteh tenang saja kang ( fitri melirik ke arahku kemudian kembali fokus ke Lidya) , tapi dengan begitu gue merasa menjadi penkhianat sama kaya lu kak …. kedepannya gue ga bisa tinggal lagi barengan teh Vio dan Kang Angga , gue mau Kost saja deket kampus , gu ga sanggup kak … gue ga mau … ngerti lah hhhhh dan gue bakalan ikut ke sapporo menyaksikan pernikahan kalian “
Lidya tersenyum melihat adik sepupunya yang kini tersenyum walau air mata masih meleleh di pipinya .
“ Thanks Fit … thanks a lot , hanya lu yang bisa ngerti gue “ Lidya kembali memeluk Fitri .
Satu masalah kembali terlewati , Sejak hari itu sampai keberangkatan kami ke Sapporo Kau tidak terlalu banyak bertegur sapa di rumah , Fitri pun nampak enggan berbicara dengan Viona yang hanya datang sekedarnya untuk membereskan rumah kemudian pergi lagi ke Majalaya.
***
T e n t a n g D i r i k u
Sebutlah ini kutukan , dimana aku tidak bisa menolak setiap hati yang terpapar tulus diberikan oleh setiap wanita disekelilingku . bila kalian pikir ini begitu nikmat , tidak …. aku begitu pusing dibuatnya , setiap hubungan pasti ada komitmen dan resiko bagi yang menjalaninya , tidak ada hal yang mudah di dunia ini , rasa bahagiapun berbeda kadarnya bagi setiap insan . Ada ungkapan bawa bahagia itu sederhana , ya itu benar adanya … dengan hal yang sederhana aku bisa membahagiakan wanita-wanita pewarna hidupku , bahkan saking sederhananya , 20 hitungan saja bisa merubah segalanya . kali ini aku cukupkan hitungan ini , biarlah semua berjalan apa adanya .
Tamat